Jumat, 25 November 2011

Kekacauan persiapan SEA Games 2011 menunjukkan Indonesia belum siap menjadi ajang pentas olahraga dunia


SEA Games merupakan ajang olahraga di kawasan Asia Tenggara yang diadakan setiap 2 tahun. Ajang ini biasanya tak seberapa diperhatikan oleh mata dunia namun ajang ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Puluhan medali emas dan kebanggaan suatu negara akan sangat penting bagi para negara pesertanya. Momen ini juga memberi kesempatan bagi negara-negara kecil seperti Singapura dan Brunei Darusallam untuk lepas dari bayang-bayang negara besar di Asia seperti Cina, India, Jepang, dan Korea Selatan.

Ajang Sea Games sebelumnya di Laos pada tahun 2009. Peringkat pertama diduduki oleh Thailand yang mengumpulkan 86 emas dari total 372. Tiga buah lebih banyak dari Vietnam yang menduduki posisi kedua. Indonesia saat itu menduduki posisi ketiga.

Kini SEA Games tahun ini akan diadakan di Indonesia dimana kota yang akan menjadi tempat penyelenggaraannya adalah Jakarta dan Palembang. Pembukaan dari even ini akan diadakan pada hari Jumat besok. SEA Games di Indonesia ini memiliki slogan "Bersatu dan Bangkit". Ajang ini turut dimaksudkan untuk menunjukkan kebangkitan Indonesia sebagai suatu negara yang memiliki kekuatan di bidang ekonomi. Hal ini turut didukung oleh jumlah populasinya yang besar sejumlah 245 juta jiwa.

Pihak penyelenggara dari SEA Games, INASOC telah meyakinkan bahwa even dua tahunan tersebut akan sukses meski kenyataannya sangat berbeda. Permasalahan korupsi dan pembangunan stadion yang tak kunjung selesai bisa menjadi hal yang sangat memalukan. Masih banyak hal-hal lain yang menjadi kendala dalam pelaksanaan ajang tersebut.

"Ini merupakan kehendak Tuhan bahwa ajang ini akan berjalan dengan lancar. Kami telah bekerja keras untuk waktu yang lama melalui berbagai keadaan sulit tapi saya yakin SEA Games akan berjalan dengan baik," ujar ketua dari INASOC, Rita Subowo.

"Kami telah menyelesaikan pembangunan stadion namun kami masih harus memberikan beberapa sentuhan akhir seperti papan skor dan matras untuk pertandingan gulat."

Salah satu pertanda buruk dari ajang ini dimulai ketika terkuaknya kasus korupsi sebesar 3 juta dollar yang dilakukan oleh seorang anggota partai terkemuka. Uang hasil korupsi tersebut didapat dari proses tender pembangunan stadion. Ia sendiri akhirnya kabur ke Kolombia dengan uang yang bukan haknya tersebut.

Pihak Commonwealth Games dari India telah mendengar beberapa hal buruk yang mengganggu persiapan SEA Games 2011. Api SEA Games sudah akan sampai di Palembang namun ratusan pekerja masih berusaha menyelesaikan pembangunan drainase. Hal ini semakin diperburuk dengan kegagalan untuk menyelesaikan stadion dan menyediakan cukup kamar bagi para atlit dan pengunjung.

Pihak penyelenggara sampai menggunakan kapal angkatan laut Indonesia sebagai tempat menginap. INASOC tengah berusaha keras mengubah kapal angkatan laut menjadi hotel dadakan untuk para staf karena hotel-hotel di Palembang telah dipesan untuk para atlit, media, dan para ofisial. Sementara itu kejadian keracunan makanan menimpa beberapa pemain sepakbola yang menginap di hotel berbintang lima.

Sebuah laporan di Philippine Daily Inquirer menyebutkan seorang ofisial dari tim olahraga Filipina menjuluki ajang ini sebagai "ajang paling kacau". Hal ini karena kurangnya penginapan bagi para peserta dan transportasi yang sangat bermasalah. The Singapore Straits Times menyebutkan bahwa pemain sepakbola Indonesia, Kamboja, Singapura, dan Malaysia sempat mengalami sakit di pencernaan. Kejadian ini terjadi di sebuah hotel terkemuka di Jakarta.

Sedangkan di Jakarta muncul kekhawatiran bahwa lalu lintasnya yang terkenal buruk akan membuat sejumlah atlit, staf, ofisial, dan ribuan penonton kesulitan untuk melintas. Perwakilan dari pemerintah Jakarta mengatakan bahwa akan diadakan penjagaan jalan untuk menjamin kelancaran akses para pemain. Sekolah-sekolah akan tutup selama selama 11-22 November untuk mencegah macet di jalanan.

"Lalu lintas selalu buruk di Jakarta namun ketika mereka menutup jalan akan sangat mustahil untuk pergi ke mana-mana," ucap Sumanta, seorang pengemudi bajaj yang mengaku harus bekerja keras setiap ada even besar.  (afp/rev)
Copyright @ BOLA MEDIA Dilihat sebanyak 660 kali
Follow twitter @bolanet dan gabung komunitas bola.net di facebook.

Akses Bola.net melalui http://m.bola.net pada browser ponsel Anda.

Kamis, 10 November 2011

SEA Games 2011 event paling kacau sepanjang sejarah


Ofisial olahraga Filipina, Rabu (9/11), menyatakan SEA Games XXVI 2011 merupakan event "paling kacau" sepanjang sejarah, seperti dilaporkan harian Filipina, Daily Inquirer, ketika menyinggung parahnya tentang penginapan dan transpor.

Koran Singapura Straits Times melaporkan keracunan makanan melanda para pemain sepak bola dari Singapura, Malaysia, Kamboja dan Indonesia, yang menginap di hotel berbintang di Jakarta.

Ketika obor SEAG tiba di Palembang, koresponden AFP menyaksikan ribuan pekerja masih bekerja keras di beberapa tempat termasuk untuk menyelesaikan pengaliran air (drainage).   

Di Jakarta, sekitar 500 kilometer dari Palembang, sekitar 12.000 atlet, ofisial dan media akan berlalu-lalang, belum lagi ditambah ribuan penonton. 

Masalah kemacetan lalu lintas jadi hambatan utama, sehingga para siswa sekolah diliburkan. Tapi itu kelihatannya tidak menyelesaikan masalah.    

Laporan media nasional Rabu menyebutkan, hingga petang itu pusat layanan media (MPC) di Gedung BankSumsel di Jakabaring, Palembang, masih kosong dari peralatan sedangkan wartawan asing sudah mulai berdatangan.

Ruang kesehatan, ruang kerja media, menara serta toilet pada arena perlombaan dayung di Karawang pun hingga Rabu petang belum selesai, tapi Menpora Andi Mallarangeng menyatakan yakin kekurangan itu akan terpenuhi Kamis sementara awal laga di tempat itu diundur dari Kamis menjadi Jumat.

Setidaknya, semua kritikan ini menjadi "otokritik" bagi semua pihak yang terlibat langsung atau tidak, agar saling mendukung terejawentahkannya dwi sukses sebagai tuan rumah, yaitu sukses mendulang medali dan sukses sebagai negara penyelenggara.


Editor : Sudarwan
Sumber : Antara